Jumat, 29 Oktober 2010

KEPADA TUHAN YANG TAK DIKENAL

KEPADA TUHAN YANG TAK DIKENAL & SAJAK-SAJAK JERMAN YANG LAIN

oleh Abdul Hadi Wm pada 29 Oktober 2010 jam 8:34
KEPADA TUHAN YANG TAK DIKENAL
& SAJAK-SAJAK JERMAN YANG LAIN

Abdul Hadi W. M.


Friedriech Nietzsche

KEPADA TUHAN YANG TAK DIKENAL

Sebelum perjalanan kulanjutkan
Dan sebelum pandang kulayangkan ke depan
Baiklah sekali lagi dalam sepi kuangkat tangan
Kepada-Mu  tempat aku melarikan diri
Dari lubuk hati terdalam kupersembahkan
Altar-altar pemujaan penuh takzim
Agar setiap kali suara-Mu memanggilku kembali

Di altar itu akan teruikir sedalam-dalamnya
Kata-kata membara: Kepada Tuhan tak dikenal
Aku ini milik-Nya, walau sampai kini
Tetap bersama gerombolan para penghujat:
Aku milik-Nya dan kurasakan perangkap
Yang dalam pergulatan menjeratku ke bawah
Dan walau aku coba melarikan diri
Tetap jerat itu memaksakku menjadi hamba-Nya

Aku ingin mengenal-Mu, wahai Yang Tak Dikenal
Kau, yang mengorek terus ceruk jiwaku
Yang menjelajahi hidupku seperti badai
Kau yang tak terpahamkan, sama sepertiku!
Aku ingin mengenal-Mu, malahan ingin jadi hamba-Mu!



Fridriech Hoelderlin

DIOTIMA

Kau menderita dan tetap membisu, asing pada mereka
Ya, kau hidup tulus! Diam-diam pudar dan layu
Sebab bersama orang kasar memanglah sia-sia
Susah kawan dicari dalam cahaya matahari

Jiwa luhur lembut tiada lagi, namun
Waktu toh cepat berlalu. Walau fana laguku akan hidup
Menyaksikan hari-hari malaikat
Dan kau pun akan diberi nama selaras dengan dirimu


SETENGAH HIDUP

Penuh buah-buah pir
Dan mawar-mawar liar
Pemandangan tergantung di danau
O angsa-angsa lembut;
Mabuk oleh siuman
Kaucelupkan kepalamu
Di air suci tenang

Amboi, di mana dapat kupetik
Jika musimdingin tiba, kembang-kembang
Di mana matahari terbit
Dan baying-bayang di tanah?
Tembok berdiri tegak
Tuli dan dingin, pipa penyalur udara
Berdesing-desing dalam angina


KEMUDIAN DAN SEKARANG

Pada hari-hari mudaku tiap pergi aku bangkit riang
Menangis waktu malam turun; sekarang, pada masa tuaku
Walau ragu kumulai hari-hariku lagi, namun
Selalu akhirnya terang dan kudus.


Rainer Maria Rilke

APA YANG KAULAKUKAN

Apa yang kaulakukan, Tuhan, bila aku mati?
Bila aku, kendimu, pecah dan terbaring?
Bila aku, minumanmu, basi dan kering?
Aku adalah jubahmu, dagang yang kau jjalankan,
Kau kehilangan makna, kehilangan aku.

Tanpa aku kau tak berumah, terampas
Dari sambutan riangmu, kehangatan dan kemanisan
Aku adalah sandalmu,kaki lelahmu
Akan berjalan telanjang sebab memerlukan aku

Mantel kebesaranmu akan terlempar jauh
KKilauanmu di pipiku
Dan kehangatan empuk, akan mencari dengan putus asa
Kesenangan yang pernah kuhidangkan –
Buat menggeketak, ketika warna matahari senja memudar
dalam pelukan dingin batu-batu asing.

Apa yang kaulakukan Tuhan? Aku cemas.


KAMI SEMUA PEKERJA

Kami semua pekerja: murid ilmu pertukangan, musafir
atau guru, kami membangunmu – kau lingkar pusat gereja menjulang
Kadang akan muncul pada kami sebuah kubur
Pelancong, yang bagaikan keharuan berkilauan
Jiwa ratusan pengrajin
Lketika gemetar memnunjukkan kecakapan barunya

Kami mendaki bukit perancah karang
Palu di tangan kami berat berayun
Hingga dahi kami merasakan belaian sayap
Dari waktu gemerlapan yang kenal segala
Dan berasal darimu seperti angin berasal dari lautan

Lalu pukulan palu bergema, tak terhingga
Dan melalui gunung-gunung gaung nyaring bersahutan
Hanya dalam sembur gelap kepada-Mu menyerah akhirnya
Dan pelahan garis-garis sosokmu tersingkap pada kami.


Johann Woflfgang Von Goethe

AZIMAT

Timur milik Tuhan
Barat di bawah kuasa Tuhan
Tanah-tanah, utara dan selatan
Di tangan pengasih-Nya semayam

Dialah yang adil hanya
Bagi setiap orang apa yang benar?
Dri seratus nama-nama-Nya
Biar saja satu yang disanjung! Amien.

Perjalananku membuatku kusut
Tapi Kau dapat meluruskannya
Kala aku bekerja atau mengarang
Semoga Kau saja jadi petunjuk jalanku

Dibanding perkara dunia yang kupikirkan
Tetap ini saja yang membuatku tegak lebih tinggi
Tidaklah bersama debu jiwa ini berserakan
Tetapi kepda dirinya kembali dan meninggi

Ada dua berkah dalam bernafas:
Menghela di udara dan membuangnya
Yang satu membingungkan, yang lain menyegarkan
Begitu mulia hidup yang bercampur baur
Ketika tersiksa bersyukurlah kepada Tuhan
Pun kembalilah bersyukur jika dibebaskan.


TAK TERHALANGI
Kepada Hafiz

Karena kau tak dapat berakhir
Itu yang membuatmu besar
Nasibmu sudah untuk tak pernah memulai
Lagumu riang seperti lompatan bintang-bintang
Awal dan akhir serupa
Dan yang di tengah tetap yang akhir dan yang awal

Sungguh kau mata air keriangan puisi
Air tak habis-habis mengalir darimu
Sebuah bibir yang siap mencium
Lagu nikmat dalam terus mengalir
Sebuah kerongkongan dahaga senantiasa
Hati yang selalu mencurahkan kebaikan dengan sendirinya

Dan walau seluruh dunia karam dalam keruntuhan
Hafiz, denganmu sendiri aku akan bangkit
Biar kita yang kembar ini berbagi duka dan riang
Mencinta seperti kau mencinta
Minum seperti kau minum
Jadi kebanggaan dan kerja sepanjang hayatku


Kini, o laguku, bicaralah dengan apimu sendiri
Sebab kau lebih tua, pun lebih muda darinya.


Abdul Hadi W. M.

Jumat, 22 Oktober 2010

SETAHUN SBY-BUDI

JAKARTA, KOMPAS.com *— Berikut ini beberapa isu yang menjadi kontroversi
dalam setahun pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil
Presiden Boediono.

*1. KASUS CENTURY *

Kasus penyelamatan Bank Century yang terjadi pada November 2008 atau saat
pemerintahan SBY-JK. Kasus Century ditengarai merugikan negara.

Isu itu terus berkembang dan puncaknya DPR membuat Panitia Hak Angket
Century atau lebih dikenal Pansus Century pada 4 Desember 2009 saat
pemerintahan SBY-Boediono.

Pansus dibubarkan pada 24 Februari 2010 dengan pandangan akhir masing-masing
fraksi partai politik di DPR. Hanya Partai Demokrat dan PKB yang menyatakan
tidak ada pelanggaran prosedur dalam penyelamatan Bank Century tersebut.
Dalam rekomendasinya, kasus ini tetap diteruskan pada aparat penegak hukum,
tetapi hingga kini masih terkatung-katung.

"Kasus ini menjadi hantu politik yang sewaktu-waktu bisa bangun," kata
anggota DPR Fraksi PKS, Andi Rahmat. Akibat dari isu ini adalah terpentalnya
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dari Kabinet Indonesia Bersatu II.

Sebelum mengundurkan diri, Sri Mulyani sempat bersitegang dengan Aburizal
Bakrie yang merupakan Ketua Umum Golkar.

*2. KASUS KRIMINALISASI KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI *

Isu ini bermula dari wacana yang digelar oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono tentang KPK sebagai lembaga "*superbody*". Hal itu tampaknya
mendapatkan sorotan negatif dari media-media, apalagi saat itu kasus Ketua
KPK Antasari Azhar sedang disidangkan dalam kasus pembunuhan Nasrudin
Zulkarnein. Hal itu membuat polemik antara fakta dan rekayasa terhadap kasus
tersebut.

Akhirnya Antasari diberhentikan secara tetap dari jabatannya pada tanggal 11
Oktober 2009 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono setelah diberhentikan
sementara pada tanggal 6 Mei 2009.

Pada 11 Februari 2010, Antasari divonis hukuman penjara 18 tahun karena
terbukti bersalah turut serta melakukan pembujukan untuk membunuh Nasrudin
Zulkarnaen.

Isu itu belum selesai karena kemudian muncul adanya penahanan anggota KPK
Bibit Samad Riyanto dan Candra M Hamzah yang dituduh telah menerima suap.

Namun, hingga kini hal itu tidak bisa dibuktikan oleh pihak kepolisian yang
justru memberikan informasi yang berubah-ubah terkait dengan alat bukti
penyadapan untuk penangkapan keduanya.

Bahkan, kepolisian lebih dipermalukan dengan pemutaran percakapan Anggodo
dan Yuliana Gunawan pada 3 November 2009. Kasus ini kemudian merembet dengan
perseteruan KPK dan kepolisian dan yang memunculkan sebutan "cicak lawan
buaya".

Salah satu akibat dari kasus ini adalah kemunculan Satgas Mafia Hukum. Isu
kriminalisasi KPK hingga kini belum selesai karena masih adanya hambatan
hukum terkait status Bibit Samad Riyanto dan Candra M Hamzah yang telah
ditetapkan menjadi tersangka.

*3. KASUS MAFIA PAJAK *

Hal ini bermula dari pengungkapan oleh mantan Kabareskrim Polri, Komjen
Susno Duadji, tentang adanya mafia pajak yang melibatkan aparat pajak Gayus
Tambunan, oknum kepolisian, dan aparat penegak hukum lainnya.

*4. SEKRETARIAT GABUNGAN *

Sekretariat Gabungan (Setgab) merupakan perhimpunan partai koalisi yang
diketuai oleh Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono
dan ketua pelaksana harian oleh Aburizal bakrie. Setgab didirikan untuk
menjembatani antara eksekutif dan politik di legislatif. Setgab menimbulkan
kontroversi karena sering kali dinilai memiliki kewenangan layaknya
pemerintah. Di antara anggota Setgab yang terdiri dari enam partai koalisi
juga terjadi ketidaknyamanan, terutama terhadap kepemimpinan Golkar. Hingga
kini isu ini masih terus berlangsung.

*5. KONFLIK PERBATASAN DENGAN MALAYSIA *

Masalah perbatasan dengan Malaysia bersifat laten dan bisa menonjol
sewaktu-waktu, tetapi temporer. Isu ini pernah menyita perhatian publik
ketika petugas Dinas Kelautan Indonesia ditangkap oleh Kepolisian Diraja
Malaysia di Perairan Tanjung Berikat.

Gelora nasionalisme di masyarakat menguat sehingga membuat Presiden harus
berpidato di Markas TNI untuk masalah ini.

*6. ISU JAKSA AGUNG*

Munculnya isu itu berawal dari pengajuan uji materiil UU terkait
pengangkatan Jaksa Agung Hendarman Supandji oleh Mantan Mensesneg Yusril
Ihza Mahendra ke Mahkamah Konstitusi. Hasilnya, Mahkamah Konstitusi
menyatakan, Hendarman Supandji tidak sah lagi menjadi Jaksa Agung.


sumber:
http://nasional.kompas.com/read/2010/10/16/10545433/6.Isu.Kontroversial.Pemerint\
ahan.SBY

Ada Katak, di Senayan ?

Ada Katak, di Senayan ?


JAKARTA - Wakil Ketua Badan Kehormatan (BK) DPR, Nudirman Munir mengatakan, studi banding ke luar negeri wajib dilakukan anggota Dewan. BK dijadwalkan melawat ke Yunani dalam rangka studi banding.
Ia berpendapat, pengalaman melihat praktik BK di luar negeri akan memberikan wawasan dan membuat anggota Dewan tak menjadi "katak dalam tempurung". "Ke luar negeri itu wajib. Agar kita tidak katak dalam tempurung," ujar Nudirman, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (19/10/2010).
Apa saja yang akan dipelajari di Yunani? Dikatakan Nudirman, banyak hal yang akan dipelajari. Diantaranya mengenai etika perilaku anggota Dewan dan tata beracara BK di negara tersebut. "Kita ingin tahu apakah kalau ada laporan terhadap anggota yang juga dilakukan anggota Dewan harus menunggu Pimpinan DPR? Ini terkait kasus kita yang terakhir, ada laporan terhadap Pimpinan DPR," terang Nudirman.
Ia melanjutkan, hal lain adalah mengenai etika perilaku anggota Dewan setempat. "Misalnya, tentang anggota yang merokok. Kita akan lihat bagaimana dunia mengatur anggota parlemen yang merokok. Kemudian soal pakaian, kalau kita kan diatur, bagaimana di negara orang. Soal cara ngomong juga, bagaimana. Apakah cukup dengan mengangkat tangan, kemudian bicara, atau seperti apa," paparnya.
Ketika ditanya, apakah hasil studi banding akan menghasilkan revisi atas aturan-aturan BK, Nudirman menjawab, "Iya lah, nanti akan ada perubahan," katanya.

• Frans. Nadeak Alasan sering tidak rasional
• Panzer Nuwun Sewu Bawa payung gak kang...?
• Hendrik Abung Somantri

'katak dalam tempurung'...tidak tepat untuk wakil kita,,yang tepat itu 'kura-kura' mengapa demikian.kita telusuri dulu sipat kura2,kalo dia ada yang mengganggu dia akan bersembunyi di balik cangkangnya yang keras itu,dia kalo jalan tidak b...isa cepat,mulut kura2 sangat berbahaya dengan gigi tajamnya,bertelur menggali lubang dulu,,,sekarang wakil kita. wakil kalo ada yang cuap2,protes,unjuk rasa,aspirasi rakyat yang merugikan dia.dia berlindung di balik cangkang(gedung yg mirip batok kura2 itu lho,,).pembangunan di negara kita terlambat dan lemot,ada aspirasi dibahas dengan santainya(sidang sambil bo2,,,).sekarang sering ditemuka wakil yang mulutnya kotor dan tidak tahu sopan santun sidang.wakil kita sambil kerja sambil meraup atau mencari untung terus di kuburnya (diumpetin,,,)dari publik.

apakah ada kemiripan antara wakil dan kura2!.... maaf kalo ada yang tersinggung...ini hanya argumen saya. namanya org awam politik,wajar kalo salah ngomong.orang pintar saja kalo ngomong salah2......

studi banding ke luar negeri?....biasanya yang di planing 'bawa oleh2 apa ya!,belanja apa ya!,uang saku berapa ya!,,, ' tidak ada niat membangun negeri atau study,ni niat nomer 20.

Iwan Gunawan
JAKARTA, KOMPAS.com - Kunjungan kerja Badan Kehormatan DPR RI ke Yunani untuk belajar kode etik terkesan seperti bagi-bagi jatah perjalanan ke luar negeri.

Hal ini setidaknya secara implisit terungkap dari pengakuan Wakil Ketua DPR RI Priyo ...Budi Santoso, yang juga politisi Partai Golkar, kepada para wartawan, Kamis (21/10/2010) di Gedung DPR RI.

"Kami tidak punya wewenang banyak untuk mencoret rencana kunjungan kerja ke luar negeri. Terlebih kalau ternyata seumur-umur badan tersebut belum pernah kunker ke luar negeri, sementara komisi lain sudah pernah. Pimpinan (DPR) juga takkan enak hati menolaknya," ujarnya.

Wah, itu bagi-bagi jatah dong? "Ya, pada intinya, kami dari pimpinan tidak boleh semena-mena untuk membatalkan tanpa alasan yang legal dan berrdasarkan kepatutan. Mereka belum pernah kunjungan ke luar negeri. Pastilah kalau Anda di posisi pimpinan, Anda juga merasa tak enak hati," sambung Priyo lagi.

Namun, sambungnya, pimpinan telah memberikan catatan agar BK harus mengungkapkan maksud dan tujuan kunker ke luar negeri di depan publik melalui pers.

Mereka juga diminta mengumumkan hasil kunker sepulang ke tanah air. "Ini catatan yang kami berikan dengan tinta emas, perak atau tinta merah," tegas Priyo.

• Hendrik Abung Somantri tu kan
Iwan Gunawan
JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan, yang mengizinkan Badan Kehormatan DPR melakukan kunjungan kerja ke Yunani, mengatakan, rencana tersebut tak mungkin dibatalkan. Menurut rencana, BK DPR akan bertolak ke Yunani pada har...i Sabtu mendatang.
"Kami tidak dalam posisi membatalkan. Kami apresiasi masukan masyarakat, tetapi masalah etika mungkin hal yang spontan tanpa mengurangi TOR (term of reference). Kunjungan ke luar negeri sangat diperlukan," kata Taufik kepada para wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (21/10/2010).
Taufik tak menyangkal bahwa dirinya yang memberikan izin atas rencana kunjungan kerja tersebut. Namun, politisi Partai Amanat Nasional ini mengatakan, izin tersebut diberikan setelah ada rapat pimpinan DPR.
"Prinsipnya, ini hasil rapat pimpinan. Sebelum berangkat, kami sudah meminta harus ada jumpa pers untuk menyampaikan TOR dan hasilnya setelah kunjungan kerja," katanya.
Hingga H-2, BK DPR belum menyampaikan agendanya secara terbuka kepada publik. Belum jelas kapan agenda tersebut akan diumumkan kepada publik. Padahal, hal ini adalah persyaratan yang diajukan pimpinan DPR.

Iwan Gunawan
JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR RI Anis Matta, yang juga Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera, mengaku mendukung rencana kunjungan kerja Badan Kehormatan DPR RI ke Yunani.
BK, yang berangkat pada hari Sabtu mendatang, mengaku ...hendak belajar etika dari Yunani. Anis mengakui bahwa adanya potensi ketidakefisienan dan ketidakefektifan pada kunjungan kerja BK ke Yunani.
"Namun, saat ini kunjungan kerja adalah satu-satunya cara. Belum ada substitusinya," ujarnya kepada para wartawan di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (21/10/2010).
Dikatakan Anis, saat ini DPR belum memiliki infrastruktur legislasi yang berbasis riset. Akibatnya, dalam proses penyusunan perundang-undangan, para anggota DPR banyak melakukan benchmarking, atau imitasi dan modifikasi produk legislasi dari negara lain yang lebih maju.
"Ke depan, DPR akan membangun infrastruktur law center dan riset sehingga rencana kunjungan kerja ke luar negeri dapat dikurangi," ujar Anis singkat.

Iwan Gunawan
Selamat siang semuanya, terima kasih teman teman memberikan koment atas note di atas, walau sesungguhnya itu bukanlah merupakan tulisa saya akan tetapi saya menyuguhkan sebagai bahan sharing saja, sambil mengisi waktu. namun mudah-mudahan h...al itu bisa bermanfaat.

terus terang saja, saat kata "Katak" terbaca, saya sampai ini belum begitu faham perbedaan kata "katak" dengan "kodok", jenis katak yang pertama kali saya tahu adalah apa yang disebut "bangkong" dalam bahasa sunda. dan saat saya kecil tentu saja saya belum mengenal apa yang beberapa tahun kemudian saya tahu bahwa ada apa yang disebut "bangkong sawah". Katak sebagai bangkong yang pertama kali saya tahu adalah katak yang biasanya ada di halaman rumah. berwarna hijau tua, agak mengerikan. dan juga berbintik-bintik menonjol semacam jerawat di pipi manusia "jerawatan".
Dalam hal ini. meski persoalan ini kecil, tetapi bagi saya merupakan hal penting agar bisa teridentifikasi, dimana dengan identifikasi itulah kita bisa memberikan sebuah pemaknaan pada sesuatu hal.

setidak-tidaknya ada dua persoalan mengenai kata "katak" dan "kodok" yang bisa saya kemukakan: pertama, apakah memang kata "katak" dan "kodok" menunjuk pada satu jenis binatang saja. ataukah memang secara nyata "katak" dan "kodok" itu berbeda.Kedua, jika kedua kata itu sebenarnya menunjuk pada jeinis binatang yang sama, lalu bisakah kata "katak" di dalam kalimat pengibaratan "bagai katak dalam tempurung" diganti dengan " bagai kodok dalam tempurung" tapi saya kira, sedikiti orang mengucapkan kalimat itu, bahkan mungkin teman-yeman belum pernah mendengarnya. Mungkin juga pernah mendengar, akan tetapi bisa jadi dia lupa-lupa pada pengibaratan itu. Dal hal lupa ini, bisa jadi dalam bayangan pengujarnya, kata "katak" dan "kodok" merupakan sesuatu hal yang sama. Dalam hal ini, saya merasa senang, bila ada yang bisa memberikan penjelasan mengenai adanya dua kata "katak" dan "kodok" ini.
‎"Alasan sering tidak rasional", kata bung Frans memberikan Koment atas perilaku anggota parlemen yang saat ini sedang merencakan untuk melaksanakan sebuah kehenda pergi ke Yunani dalam rangka belajar etika. Lalu kehendak siapakah kegiatan ...untuk melaksanakan studi banding tersebut ? apakah kehendak rakyat ataukah kehendak pribadinya ? Tentu saja, bila dilhat dari koment bung Frans, bahwa kehendak itu tidak rasional dalam arti masuk akal "rakyat banyak".

Dalam hati saya rencana itu memang tidak masuk akal. Memang pada sesungguhnya kita perlu untuk mengenal budaya bangsa lain, juga termasuk peradaban teknologinya. Namun itu, apakah untuk belajar etika tidak ada cara lain yang lebih "adil dan bijaksana", seperti dengan mengundang para ahli etika yang cukup banyak di Indonesia. apalagi bila hanya untuk belajar perkara atau soal aturan berpakaian dan juga aturan cara ngomong. sebagaimana dikemukakan salah seorang anggota dari Badan Kehormatan sebagaimana di atas.

Tentu saja, kita merasa sangsi, akan kehormatan diri dari para anggota wakil kita di atas. Namun itu, saya merasa perlu untuk berhati-hati agar tidak terjebak pada suatu vonis yang tidak berdasar. Dalam hal ini saya melihat bahwa koment Kang Panzer perlu saya maknai (wah serius amat nikh saya) apa maksudnya dari kalimat "Bawa payung gak kang...?". namun itu saya mencoba untuk menempatkan kata payung tersebut sebagai "payung hukum". karena ini nampaknya, bahwa sebagaimana dikatakan oleh anggota BK-DPR tersebut bahwa "studi banding ke luar negeri wajib dilakukan anggota Dewan". kalau sudah wajib tentu saja kita tida bisa menolak dengan mudah, karena betatapun tidak tepatnya alasan tersebut, melalui perlindungan "payung hukum" yang ada bisa menjadi sah. walau sesungguhnya kita tidak setuju, tetapi ketidak setujuan tidak cukup untuk bisa mencegah rencana kepergian tersebut.

Terus terang saya tidak tahu, seberapa besar kekuatan kewajiban untuk melakukan sebuah studi banding di dalam hukum atau peraturan kita. Namun itu saya berharap bahwa kelak, bila memang aturan tersebut itu tidak bisa diganggu gugat, kelak aturan yang "sia-sia" tersebut dihapuskan.


Iwan Gunawan
• Melihat dari adanya gejala apa yang disebut oleh Bung Frans dimana wakil kita cenderung punya "Alasan sering tidak rasional", maka bagi kang Abung identifikasi diri yang dikemukkan oleh sang anggota BK-DPR tersebut 'katak dalam tempurung'......adalah tidak tepat. Namun, bagi kang Abung yang lebih tepat adalah 'kura-kura'. Kang Abung menegaskan dengan memaparkan lebih lanjut mengenai sipat kura-kura yang diantaranya adalah :

1. kalo ada yang mengganggu dia akan bersembunyi di balik cangkangnya yang kerau.
2. kalo jalan tidak bisa cepat,
3. Mulut kura2 sangat berbahaya dengan gigi tajamnya,
4. untuk bertelur menggali lubang dulu,,,

sifat-sifat tersebut diindikasikan sedang diidap wakil kita. dimana wakil kalo ada yang cuap2, protes, unjuk rasa,i aspirasi rakyat yang merugikan dia. dia berlindung di balik cangkang (gedung yg mirip batok kura2 itu lho,,). atau jarang yang mau untuk langsung berdialog dengan mereka yang unjuk rasa.

selain itu dinilainya juga bahwa pembangunan di negara kita terlambat dan lemot,ada aspirasi dibahas dengan santainya (sidang sambil bo2,,,). Juga ditegaskan kang Abung bahwa sekarang sering ditemukan wakil yang mulutnya kotor dan tidak tahu sopan santun sidang. juga wakil kita sambil kerja sambil meraup atau mencari untung terus di kuburnya (diumpetin,,,) dari publik.

Namun itu, meski begitu jelas dipaparkan dan dalam hal ini menarik bagi saya dimana kang Abung masih merasa belum yakin sehingga kemudian ia bertanya "apakah ada kemiripan antara wakil dan kura2 ? dan juga sekaligus mohon maaf karena merasa awam mengenai politik.

Bagi saya, apa yang terungkap dari pandangan kang Abung, merupakan sebuah realitas yang dimiliki banyak orang, bahwa begitu banyak hal yang tidak "adil dan bijaksana" berjalan di negeri ini, namun tak kuasa untuk menghadapinya. Meski kini alam demokrasi memberikan ruang bagi setiap orang, berhak untuk melakukan unjuk rasa, namun dalam kenyataannya tidak semua orang merasa sanggup untuk melakukannya. dimana banyak pertimbangan yang bisa dikemukakan. Dalam hal ini keteladanan merupakan harapan besar rakyat agar bisa dilakukan oleh para pemimpin. meski hal ini, memang agak sulit diharapkan, akan tetapi kebanyakan orang adalah semacam itu. buka persoalan ganti kekuasaan saja, tetatpi yang ebih utama adalah akhlaq atau perilaku atau etika para pemimpin kita.

Hal ini menjadi ironis, disaat rakyat membutuhkan dialog yang santun dan akrab dengan wakilnya, namun pada sisi lain, wakil kita dengan begitu ambisinya mengatakan bahwa "studi banding adalah wajib bagi anggota Dewan". sebetulnya lebih wajib manakah antara belajar etika ke Yunani dengan kewajiban untuk melakukan dialog dengan rakyat yang diwakilinya.

Tentu saja hal ini akan menjadi persoalan baru dikelak kemudiaan hari saat-saat mereka kembali ke negeri sendiri, sebab dalam kenyataannya sebagaimana dikatakan kang Abung

"studi banding ke luar negeri?....biasanya yang di planing 'bawa oleh2 apa ya!,belanja apa ya!,uang saku berapa ya!,,, ' tidak ada niat membangun negeri atau study,ni niat nomer 20."

Benarkah niat "membangun negeri" di dalam benak para anggota dewan kita, diletakan secara sungguh-sungguh dan tertanam dalam sebagai hasrat mencintai rakyat yang diwakilinya ?

salam untuk semuanya...
makasih.

Ada Katak, di Senayan ?


Ada Katak, di Senayan ?[1]



JAKARTA - Wakil Ketua Badan Kehormatan (BK) DPR, Nudirman Munir mengatakan, studi banding ke luar negeri wajib dilakukan anggota Dewan. BK dijadwalkan melawat ke Yunani dalam rangka studi banding.
Ia berpendapat, pengalaman melihat praktik BK di luar negeri akan memberikan wawasan dan membuat anggota Dewan tak menjadi "katak dalam tempurung". "Ke luar negeri itu wajib. Agar kita tidak katak dalam tempurung," ujar Nudirman, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (19/10/2010).
Apa saja yang akan dipelajari di Yunani? Dikatakan Nudirman, banyak hal yang akan dipelajari. Diantaranya mengenai etika perilaku anggota Dewan dan tata beracara BK di negara tersebut. "Kita ingin tahu apakah kalau ada laporan terhadap anggota yang juga dilakukan anggota Dewan harus menunggu Pimpinan DPR? Ini terkait kasus kita yang terakhir, ada laporan terhadap Pimpinan DPR," terang Nudirman.
Ia melanjutkan, hal lain adalah mengenai etika perilaku anggota Dewan setempat. "Misalnya, tentang anggota yang merokok. Kita akan lihat bagaimana dunia mengatur anggota parlemen yang merokok. Kemudian soal pakaian, kalau kita kan diatur, bagaimana di negara orang. Soal cara ngomong juga, bagaimana. Apakah cukup dengan mengangkat tangan, kemudian bicara, atau seperti apa," paparnya.
Ketika ditanya, apakah hasil studi banding akan menghasilkan revisi atas aturan-aturan BK, Nudirman menjawab, "Iya lah, nanti akan ada perubahan," katanya.

·                    Frans. Nadeak Alasan sering tidak rasional
·                    Panzer Nuwun Sewu Bawa payung gak kang...?
·                    Hendrik Abung Somantri

'katak dalam tempurung'...tidak tepat untuk wakil kita,,yang tepat itu 'kura-kura' mengapa demikian.kita telusuri dulu sipat kura2,kalo dia ada yang mengganggu dia akan bersembunyi di balik cangkangnya yang keras itu,dia kalo jalan tidak b...isa cepat,mulut kura2 sangat berbahaya dengan gigi tajamnya,bertelur menggali lubang dulu,,,sekarang wakil kita. wakil kalo ada yang cuap2,protes,unjuk rasa,aspirasi rakyat yang merugikan dia.dia berlindung di balik cangkang(gedung yg mirip batok kura2 itu lho,,).pembangunan di negara kita terlambat dan lemot,ada aspirasi dibahas dengan santainya(sidang sambil bo2,,,).sekarang sering ditemuka wakil yang mulutnya kotor dan tidak tahu sopan santun sidang.wakil kita sambil kerja sambil meraup atau mencari untung terus di kuburnya (diumpetin,,,)dari publik.

apakah ada kemiripan antara wakil dan kura2!.... maaf kalo ada yang tersinggung...ini hanya argumen saya. namanya org awam politik,wajar kalo salah ngomong.orang pintar saja kalo ngomong salah2......

studi banding ke luar negeri?....biasanya yang di planing 'bawa oleh2 apa ya!,belanja apa ya!,uang saku berapa ya!,,, ' tidak ada niat membangun negeri atau study,ni niat nomer 20.

JAKARTA, KOMPAS.com - Kunjungan kerja Badan Kehormatan DPR RI ke Yunani untuk belajar kode etik terkesan seperti bagi-bagi jatah perjalanan ke luar negeri.

Hal ini setidaknya secara implisit terungkap dari pengakuan Wakil Ketua DPR RI Priyo ...Budi Santoso, yang juga politisi Partai Golkar, kepada para wartawan, Kamis (21/10/2010) di Gedung DPR RI.

"Kami tidak punya wewenang banyak untuk mencoret rencana kunjungan kerja ke luar negeri. Terlebih kalau ternyata seumur-umur badan tersebut belum pernah kunker ke luar negeri, sementara komisi lain sudah pernah. Pimpinan (DPR) juga takkan enak hati menolaknya," ujarnya.

Wah, itu bagi-bagi jatah dong? "Ya, pada intinya, kami dari pimpinan tidak boleh semena-mena untuk membatalkan tanpa alasan yang legal dan berrdasarkan kepatutan. Mereka belum pernah kunjungan ke luar negeri. Pastilah kalau Anda di posisi pimpinan, Anda juga merasa tak enak hati," sambung Priyo lagi.

Namun, sambungnya, pimpinan telah memberikan catatan agar BK harus mengungkapkan maksud dan tujuan kunker ke luar negeri di depan publik melalui pers.

Mereka juga diminta mengumumkan hasil kunker sepulang ke tanah air. "Ini catatan yang kami berikan dengan tinta emas, perak atau tinta merah," tegas Priyo.

·                    Hendrik Abung Somantri tu kan

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan, yang mengizinkan Badan Kehormatan DPR melakukan kunjungan kerja ke Yunani, mengatakan, rencana tersebut tak mungkin dibatalkan. Menurut rencana, BK DPR akan bertolak ke Yunani pada har...i Sabtu mendatang.
"Kami tidak dalam posisi membatalkan. Kami apresiasi masukan masyarakat, tetapi masalah etika mungkin hal yang spontan tanpa mengurangi TOR (term of reference). Kunjungan ke luar negeri sangat diperlukan," kata Taufik kepada para wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (21/10/2010).
Taufik tak menyangkal bahwa dirinya yang memberikan izin atas rencana kunjungan kerja tersebut. Namun, politisi Partai Amanat Nasional ini mengatakan, izin tersebut diberikan setelah ada rapat pimpinan DPR.
"Prinsipnya, ini hasil rapat pimpinan. Sebelum berangkat, kami sudah meminta harus ada jumpa pers untuk menyampaikan TOR dan hasilnya setelah kunjungan kerja," katanya.
Hingga H-2, BK DPR belum menyampaikan agendanya secara terbuka kepada publik. Belum jelas kapan agenda tersebut akan diumumkan kepada publik. Padahal, hal ini adalah persyaratan yang diajukan pimpinan DPR.

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR RI Anis Matta, yang juga Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera, mengaku mendukung rencana kunjungan kerja Badan Kehormatan DPR RI ke Yunani.
BK, yang berangkat pada hari Sabtu mendatang, mengaku ...hendak belajar etika dari Yunani. Anis mengakui bahwa adanya potensi ketidakefisienan dan ketidakefektifan pada kunjungan kerja BK ke Yunani.
"Namun, saat ini kunjungan kerja adalah satu-satunya cara. Belum ada substitusinya," ujarnya kepada para wartawan di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (21/10/2010).
Dikatakan Anis, saat ini DPR belum memiliki infrastruktur legislasi yang berbasis riset. Akibatnya, dalam proses penyusunan perundang-undangan, para anggota DPR banyak melakukan benchmarking, atau imitasi dan modifikasi produk legislasi dari negara lain yang lebih maju.
"Ke depan, DPR akan membangun infrastruktur law center dan riset sehingga rencana kunjungan kerja ke luar negeri dapat dikurangi," ujar Anis singkat.

Selamat siang semuanya, terima kasih teman teman memberikan koment atas note di atas, walau sesungguhnya itu bukanlah merupakan tulisa saya akan tetapi saya menyuguhkan sebagai bahan sharing saja, sambil mengisi waktu. namun mudah-mudahan h...al itu bisa bermanfaat.

terus terang saja, saat kata "Katak" terbaca, saya sampai ini belum begitu faham perbedaan kata "katak" dengan "kodok", jenis katak yang pertama kali saya tahu adalah apa yang disebut "bangkong" dalam bahasa sunda. dan saat saya kecil tentu saja saya belum mengenal apa yang beberapa tahun kemudian saya tahu bahwa ada apa yang disebut "bangkong sawah". Katak sebagai bangkong yang pertama kali saya tahu adalah katak yang biasanya ada di halaman rumah. berwarna hijau tua, agak mengerikan. dan juga berbintik-bintik menonjol semacam jerawat di pipi manusia "jerawatan".
Dalam hal ini. meski persoalan ini kecil, tetapi bagi saya merupakan hal penting agar bisa teridentifikasi, dimana dengan identifikasi itulah kita bisa memberikan sebuah pemaknaan pada sesuatu hal.

setidak-tidaknya ada dua persoalan mengenai kata "katak" dan "kodok" yang bisa saya kemukakan: pertama, apakah memang kata "katak" dan "kodok" menunjuk pada satu jenis binatang saja. ataukah memang secara nyata "katak" dan "kodok" itu berbeda.Kedua, jika kedua kata itu sebenarnya menunjuk pada jeinis binatang yang sama, lalu bisakah kata "katak" di dalam kalimat pengibaratan "bagai katak dalam tempurung" diganti dengan " bagai kodok dalam tempurung" tapi saya kira, sedikiti orang mengucapkan kalimat itu, bahkan mungkin teman-yeman belum pernah mendengarnya. Mungkin juga pernah mendengar, akan tetapi bisa jadi dia lupa-lupa pada pengibaratan itu. Dal hal lupa ini, bisa jadi dalam bayangan pengujarnya, kata "katak" dan "kodok" merupakan sesuatu hal yang sama. Dalam hal ini, saya merasa senang, bila ada yang bisa memberikan penjelasan mengenai adanya dua kata "katak" dan "kodok" ini.
‎"Alasan sering tidak rasional", kata bung Frans memberikan Koment atas perilaku anggota parlemen yang saat ini sedang merencakan untuk melaksanakan sebuah kehenda pergi ke Yunani dalam rangka belajar etika. Lalu kehendak siapakah kegiatan ...untuk melaksanakan studi banding tersebut ? apakah kehendak rakyat ataukah kehendak pribadinya ? Tentu saja, bila dilhat dari koment bung Frans, bahwa kehendak itu tidak rasional dalam arti masuk akal "rakyat banyak".

Dalam hati saya rencana itu memang tidak masuk akal. Memang pada sesungguhnya kita perlu untuk mengenal budaya bangsa lain, juga termasuk peradaban teknologinya. Namun itu, apakah untuk belajar etika tidak ada cara lain yang lebih "adil dan bijaksana", seperti dengan mengundang para ahli etika yang cukup banyak di Indonesia. apalagi bila hanya untuk belajar perkara atau soal aturan berpakaian dan juga aturan cara ngomong. sebagaimana dikemukakan salah seorang anggota dari Badan Kehormatan sebagaimana di atas.

Tentu saja, kita merasa sangsi, akan kehormatan diri dari para anggota wakil kita di atas. Namun itu, saya merasa perlu untuk berhati-hati agar tidak terjebak pada suatu vonis yang tidak berdasar. Dalam hal ini saya melihat bahwa koment Kang Panzer perlu saya maknai (wah serius amat nikh saya) apa maksudnya dari kalimat "Bawa payung gak kang...?". namun itu saya mencoba untuk menempatkan kata payung tersebut sebagai "payung hukum". karena ini nampaknya, bahwa sebagaimana dikatakan oleh anggota BK-DPR tersebut bahwa "studi banding ke luar negeri wajib dilakukan anggota Dewan". kalau sudah wajib tentu saja kita tida bisa menolak dengan mudah, karena betatapun tidak tepatnya alasan tersebut, melalui perlindungan "payung hukum" yang ada bisa menjadi sah. walau sesungguhnya kita tidak setuju, tetapi ketidak setujuan tidak cukup untuk bisa mencegah rencana kepergian tersebut.

Terus terang saya tidak tahu, seberapa besar kekuatan kewajiban untuk melakukan sebuah studi banding di dalam hukum atau peraturan kita. Namun itu saya berharap bahwa kelak, bila memang aturan tersebut itu tidak bisa diganggu gugat, kelak aturan yang "sia-sia" tersebut dihapuskan.


·        Melihat dari adanya gejala apa yang disebut oleh Bung Frans dimana wakil kita cenderung punya "Alasan sering tidak rasional", maka bagi kang Abung identifikasi diri yang dikemukkan oleh sang anggota BK-DPR tersebut 'katak dalam tempurung'......adalah tidak tepat. Namun, bagi kang Abung yang lebih tepat adalah 'kura-kura'. Kang Abung menegaskan dengan memaparkan lebih lanjut mengenai sipat kura-kura yang diantaranya adalah :

1. kalo ada yang mengganggu dia akan bersembunyi di balik cangkangnya yang    kerau.
2. kalo jalan tidak bisa cepat,
3. Mulut kura2 sangat berbahaya dengan gigi tajamnya,
4. untuk bertelur menggali lubang dulu,,,

sifat-sifat tersebut diindikasikan sedang diidap wakil kita. dimana wakil kalo ada yang cuap2, protes, unjuk rasa,i aspirasi rakyat yang merugikan dia. dia berlindung di balik cangkang (gedung yg mirip batok kura2 itu lho,,). atau jarang yang mau untuk langsung berdialog dengan mereka yang unjuk rasa.

selain itu dinilainya juga bahwa pembangunan di negara kita terlambat dan lemot,ada aspirasi dibahas dengan santainya (sidang sambil bo2,,,). Juga ditegaskan kang Abung bahwa sekarang sering ditemukan wakil yang mulutnya kotor dan tidak tahu sopan santun sidang. juga wakil kita sambil kerja sambil meraup atau mencari untung terus di kuburnya (diumpetin,,,) dari publik.

Namun itu, meski begitu jelas dipaparkan dan dalam hal ini menarik bagi saya dimana kang Abung masih merasa belum yakin sehingga kemudian ia bertanya "apakah ada kemiripan antara wakil dan kura2 ? dan juga sekaligus mohon maaf karena merasa awam mengenai politik.

Bagi saya, apa yang terungkap dari pandangan kang Abung, merupakan sebuah realitas yang dimiliki banyak orang, bahwa begitu banyak hal yang tidak "adil dan bijaksana" berjalan di negeri ini, namun tak kuasa untuk menghadapinya. Meski kini alam demokrasi memberikan ruang bagi setiap orang, berhak untuk melakukan unjuk rasa, namun dalam kenyataannya tidak semua orang merasa sanggup untuk melakukannya. dimana banyak pertimbangan yang bisa dikemukakan. Dalam hal ini keteladanan merupakan harapan besar rakyat agar bisa dilakukan oleh para pemimpin. meski hal ini, memang agak sulit diharapkan, akan tetapi kebanyakan orang adalah semacam itu. buka persoalan ganti kekuasaan saja, tetatpi yang ebih utama adalah akhlaq atau perilaku atau etika para pemimpin kita.

Hal ini menjadi ironis, disaat rakyat membutuhkan dialog yang santun dan akrab dengan wakilnya, namun pada sisi lain, wakil kita dengan begitu ambisinya mengatakan bahwa "studi banding adalah wajib bagi anggota Dewan". sebetulnya lebih wajib manakah antara belajar etika ke Yunani dengan kewajiban untuk melakukan dialog dengan rakyat yang diwakilinya.

Tentu saja hal ini akan menjadi persoalan baru dikelak kemudiaan hari saat-saat mereka kembali ke negeri sendiri, sebab dalam kenyataannya sebagaimana dikatakan kang Abung

"studi banding ke luar negeri?....biasanya yang di planing 'bawa oleh2 apa ya!,belanja apa ya!,uang saku berapa ya!,,, ' tidak ada niat membangun negeri atau study,ni niat nomer 20."

Benarkah niat "membangun negeri" di dalam benak para anggota dewan kita, diletakan secara sungguh-sungguh dan tertanam dalam sebagai hasrat mencintai rakyat yang diwakilinya ?

salam untuk semuanya...
makasih.


[1] (Iwan Gunawan pada 21 Oktober 2010 jam 21:3)


 

Senin, 11 Oktober 2010

BUAYA DARAT : AMFIBI DAN LELAKI ?

Laporan FGD tentang BUAYA DARAT : Binatang Amfibi atau Bukan ?

oleh Iwan Gunawan pada 11 Oktober 2010 jam 15:50
Secara biologis buaya merupakan binatang amfibi, hidup di dua alam yaitu darat dan air. Berbeda dengan ikan yang hidup hanya di air saja, atau kucing yang hidup di darat saja, bahkan anti air. Namun demikian, tentu saja kita akan terheran dengan istilah "Buaya Darat", apakah "Buaya Darat" termasuk binatang amfibi ? ‌ (Sabtu pukul 6:25)

Naz Sha Morry, Titie Athiya, Delima De Wilde Sri dan Helwatin Najwa,
Arif Budiman Pinem dan
Ningrum Oei.
  • Sutarto H Darmono bukan ampibi itu...klo buaya lbh ganas di air drpd di darat, buaya darat sebaliknya lbh ganas di darat...
  • Hendrik Abung Somantri kalo buaya darat bukan amfibi mas....tp 'hewan ambisi'.....
  • Agus Tianur Ba'ashen kalo buaya darat malah bisa hidup di empat alam..darat laut, udara dan akhir ini juga bisa mereka masuk di dunia maya terbukti sudah banyak yg jadi korbannya..

Bapak Tarto sebagai pengamat binatang ganas, melihat bahwa buaya darat merupakan binatang darat sejenis buaya yang keganasannya setara dengan buaya amfibi di air. sementara mas Hendrik hampir senada berpendapat bahwa buaya darat bukan amfib...i dan memiliki keganasan yang disebut dengan ambisi. Pandangan yang cukup kontroversi dikemukakan oleh mas Agus, bahwa buaya darat bukan hanya binatang amfibi akan tetapi juga hidup diudara (mungkin yang dimaksud adalah jaringan hp) dan juga dunia maya (bukan berarti maya rumantir, tetapi maya jaringan komunikasi internet). namun demikian, ada kesamaan pandangan dengan bapak Tarto dan mas Hendrik, bahwa budaya darat memiliki sifat untuk memangsa kurban.Untuk sementara disimpulkan bahwa budaya darat adalah binatang pemangsa kurban yang ganas. persoalannya adalah apa atau siapakah atau binatang apakah mangsa dari buaya darat ? hehehe ...
  • Helwatin Najwa yang menjadi pertanyaan apakah buaya bisa menangis sehingga ada istilah air mata buaya?
Melalui pertanyaan bu Helwa persoalannya kembali ke buaya, dimana keganasan buaya [pertanyaan kurang clear, apakah yang dimaksud buaya amfibi (buaya air), atau "buaya darat"] yang memiliki kebiasaan menangis mengeluarkan air mata buaya ?
  • Helwatin Najwa sepertinya buaya darat, krn buaya air tdk ketahuan kapan menangisnya..kan dia di air
  • Sutarto H Darmono air mata buaya bkn karena menangis...cm klilipen itu..
  • Rina Серова IvaRksd iya bisa hidup dgn banyak wanita kayaknya jenis amfibi juga he he
Merujuk pada pandangan bu Helwa, maka sesungguhnya buaya darat merupakan buaya yang memiliki kebiasaan menangis dengan mata air buaya. namun demikian, pandangan pak Tarto menjadi persoalan saat dinyatakannya menangis klilipen, mungkinkah d...alam klilipen seekor buaya mengeluarkan air mata ? klilipen dan air mata merupakan suatu gejala yang kontradiktif, kecuali kemudian memiliki suatu penjelasan yang rasional dan sekaligus faktual, dimana memang ada klilipen sesekor buaya darat disertai dengan air mata. adakah faktanya ?Pendapat mbak Rina, nampaknya memberikan penguatan terhadap pendapat mas Agus, bahwa sesungguhnya "buaya darat" hidup di air. pendapat mbak Rina termasuk juga menjawab pertanyaan siapa kurban dari buaya darat yang kemudian dijawabnya adalah wanita. pandangan mbak Rina, dimungkinkan cukup dipengaruhi oleh lirik wulan kwok dari lagunya yang berjudul Lelaki Buaya Darat. Secara jelas pandangan ini menyiratkan bahwa buaya darat hanya satu jenis kelamin, yaitu laki-laki. sebab, tidak mungkin wanita sebagai korban menjadi korban wanita. atau alias jeruk makan jeruk. namun itu, kemungkinan apapun bisa terjadi, selama mendapatkan penjelasan yang rasional dan juga fakta-faktanya.
  • Helwatin Najwa kita selesaikan saja masalah airmata buaya dgn sentuhan kadal, hehe..
  • Hendrik Abung Somantri ‎"buaya" itu jenis kelaminnya perempuan lah....klo yang jenis kelamin laki2 "Paaya" namanya...wkwk..
Hal yang cukup berat untuk mendapatkan kesamaan sisi dalam pandangan, adalah pendapat bu Helwa. pandangan yang melihat buaya darat semata-mata hidup di darat berhadapan dengan : pertama, pendapat mas agus dan mbak Rina dimana sesungguhnnya ...buaya darat, tidak hanya hidup di darat tetapi juga di air. dan kedua masalah air mata buaya yang berhadapan dengan Pak Tarto, yang melihat airmata buaya sebagai hasil klilipen bukan menangis. tentu saja, bu Hllwa berusaha mencari terobosan baru untuk memecahkan masalah ini yaitu dengan mengemukan solusi atas perbedaan pandangan ini, dimana air mata buaya hampir bisa dianggap sepadan dengan sentuhan kadal. solusi tersebut, sebenarnya sudah hampir mencapai penyelesaian. namun demikian, tiba-tiba muncul pandangan yang cukup mengejutkan dimana Hendrik memiliki argumen yang cukup mengena, bahwa ternyata buaya darat, bukan lelaki. tetapi perempuan, setara dengan kata buaya itu sendiri, diawali dengan kosa kata "bu" yang merupakan bentuk panggilan terhadap perempuan dewasa.
  • Hendrik Abung Somantri ‎"Buaya" memang perempuan...klo yg jenis laki2 "hidung belang"....xixix.
  • Agus Tianur Ba'ashen karena harga kulit buaya relaif mahal dan menjadi salah satu komoditas ekspor, maka buaya buaya tersebut perlu di ternakan dan dikembangbiakan..
  • Helwatin Najwa hahaha...
Nampaknya pandangan Mas Hendrik agak lebih terbuka dan berusaha untuk semaksimal mungkin berpijak pada konstitusi bahasa yang ketat.Dan saya rasa akan membuahkan kesimpulan-kesimpulan yang jernih tanpa prasangka. Melalui kajian kosa kata, d...isimpulkannya bahwa buaya darat adalah perempuan (dewasa), namun itu meskipun ia seorang lelaki tulen tidak ada sedikitpun untuk menutup "keganasan" lelaki yang berperilaku sama dengan buaya darat, dengan menyebutkan bahwa sejenis laki-laki "buaya darat" adalah "hidung belang".
Di sela-sela diskusi yang semakin hot ini, rupanya bu helwa kurang konsen, karena pandangannya terlalu jauh meloncat ke depan. dan terus berkutat dengan gagasan yang sedang diolahnya tentang " sentuhan kadal". terinspirasi oleh gagasan mas Agus mengenai kulit buaya yang bernilai eksport tinggi, bu Helwa nampaknya lebih melihat bahwa kulit kadal lebih prospek daripada kulit buaya, sebagaimana sebuah gagasan kreatif selalu membuahkan keriangan maka muncullah, kata "AHAA" yang menunjukkan bahwa ada gagasan brilian yang sangat berharga.
Selanjutnya, mas Agus yang mencoba menyimak secara perlahan-lahan diskusi mulai memikirkan potensi buaya sebagai komoditas eksport. dimana kulit buaya memilki nilai jual yang relatif besar yang bisa jadi nilainya sanggup melampaui dari nilai keuntungan Migas, atau bisa kita katakan potensi ekspor non-migas. namun sayang mas Agus lupa bahwa diskusi ini sedang membahas "buaya darat" bukan buaya (air). pertanyaannya apakah kulit "buaya darat" memiliki nilai kesport yang tinggi ?
  • Titie Athiya tapi beda sama kucing Aku dia berani air, cos sering saya mandiin....hehehehe
  • Helwatin Najwa mungkin karena kekerabatan antara sesama reptil maka sentuhan kadal pun dpt menjadi solusi, asal jangan dikadalin..mengingat bhw hal2 yg berkenaan dgn reptil ini persepsinya sering negatif
Komparasi kucing dan buaya sebagai binatang yang memiliki perbedaan habitat, ternyata dipersoalkan oleh mbak Titie, seorang penyayang kucing yang perfeksionis. Ia mengemukakan fakta yang merupakan pengalaman pribadinya, dimana kucing yang s...ecara umum dianggap tidak suka air, tapi dalam pengalaman mbak Titie kucing justru suka mandi, apalagi dimandiin mbak Titie. Namun, itu ada masalah yang perlu dikupas dari sisi konstitusi bahasa, bila ada kucing yang sedang dimandiin, apakah disebut "kucing mandi" atau "mandi kucing". saya rasa kesimpulan dari pakar konstitusi bahasa, bisa memberikan pemahaman baru mengenai hubungan antara "buaya darat", "hidung belang", "sentuhan kadal", dan nilai eksport kulit "buaya darat".
namun, itu sesungguhnya, bu Helwa nampaknya lebih fokus ke persoalan binatang reftil yang lebih besar mudharatnya. meski mudharat tetapi di dalam kadal sebagai salah satu binatang reptil memiliki manfaat yang tinggi, mungkin bisa juga memiliki nilai eksport, yaitu "sentuhan kadal" sebagai sebuah solusi atas persoalan manusia.
  • Hendrik Abung Somantri : kesimpulannya adalah,,,,,itu semua bukan masalah.yang jd persoalan sekarang adalah...'keong racun',sinta n jojo menyebutkan,bahwa laki-laki adalah keong racun.darimana dia tau kalo keong adalah berjenis kelamin laki2!!! apakah keong racun l...ebih berbahaya daripada buaya darat,kadal,kucing dll.ini dari setiap bahasan diatas adalah semua hewan merayap dan merangkak.jd,jangan disamakan dengan manusia.karena manusia kalo jalan berdiri (red).kecuali orang yang senang merayap,merangkak dan telungkup,maka itulah reptil.(jaka sembung bawa kapak,nyambung apa tidak tuh).

Pembahasan diskusi untuk menemukan jawaban apakah "buaya darat" binatang amfibi atau bukan, serta karakternya, ternyata tidak bisa hanya didekati dari "kacamata kuda". namun itu perlu terus menggali gejala dan karakter binatang lainnya. Dal...am konteks ini ternyata buaya darat merupakan jenis dari reptil yang sejenis dengan kadal dan keong racun. ada dua hal yang menjadi kontroversi dari pandangan mas Hendrik, yaitu : 1) penolakan keong racun sebagai laki-laki, dan 2) bahwa semua hewan merangkak, sehingga manusia tidak bisa dikategorikan hewan.
Sebagai moderator saya belum mendapatkan argumen yang jelas penolakan dari mas Hendri dimana keong racun ada juga yang perempuan. berbeda dengan pendapatnya mas hendri bahwa "buaya darat" adalah perempuan, bagi saya pendapat ini sangat tepat dan mengena dari segi argumentnya karena berpijak dari konstitusi bahasa. dalam kaitannya dengan manusia, pendapat mas hendri berhadapan dengan teori darwin bahwa pada awalnya manusia adalah binatang merangkak. hanya kemudian melalui evolusi manusia kemudian suka ereksi, sehingga menjadi Phytecantropus erektus. sebutan sebagai binatang merangkak bahkan dikenali oleh para ahli politisi bahwa manusia adalah homo homini lupus (singa). namun itu, ada sisi positif dari manusia yang unggul, kandungan kadalnya yang bisa dianggap sebagai solusi, melalui sentuhan kadal.